Senin, 02 Juli 2007

Tes & Teknologi - AMD Turion

Berawal di tahun 1999 dengan hadirnya prosesor Athlon, AMD berhasil merebut perhatian peminat dan pengguna IT dunia karena berhasil mengalahkan kinerja prosesor tawaran Intel. Padahal dulu prosesor Intel merupakan prosesor kelas konsumen dengan kinerja tertinggi.

Prosesor Athlon merupakan sebuah prosesor yang dibuat ulang tanpa menggunakan teknologi dari generasi pendahulunya, yaitu K6. Secara teknis, AMD meningkatkan Floating Point Unit (FPU) pada prosesor ini secara signifikan dan menyertakan L1 Cache sebesar 128 KB (64 + 64 KB). Tidak berhenti pada penyertaan L1 Cache saja, pada awalnya prosesor Athlon memiliki subset Cache eksternal sebesar 512 KB yang diletakkan di sisi prosesor utama pada model Slot-A. Namun sayangnya, Cache tersebut tidak berjalan pada kecepatan penuh. Harga memori RAM yang tinggi menyebabkan Cache eksternal prosesor tersebut hanya dapat berjalan maksimum hingga 1/3 kecepatan inti prosesor.

AMD tampaknya tidak puas dengan kinerja yang ditawarkan oleh prosesor seri Athlon. AMD pun menciptakan revisi-revisi untuk prosesor tersebut dan meningkatkan kinerjanya secara signifikan pada setiap revisinya. Hanya berselang satu tahun dari peluncuran prosesor Athlon Slot-A, AMD menghadirkan generasi kedua dari prosesor Athlon bernama Thunderbird yang kini menggunakan format bentuk Pin Grid Array (PGA).

Salah satu perubahan yang menonjol dari generasi kedua prosesor Athlon ini adalah bentuknya yang lebih kompak dan kecil dibandingkan dengan Athlon Slot-A. Sebelumnya, Athlon Slot-A memiliki bentuk cukup besar, seperti sebuah kaset dengan kecenderungan lebih lebar dan tebal. Dengan perubahan format bentuk ini, AMD memotong hampir 80% dari ukuran prosesor Athlon sebelumnya.

Dari segi teknis, AMD juga mengambil langkah yang dapat dibilang cukup drastis. Sebelumnya, Athlon Slot-A dengan ukuran yang besar mendukung penempatan Cache eksternal sebesar 512 KB. Namun, dengan pemotongan ukuran yang cukup signifikan tersebut, Athlon Thunderbird menggunakan Cache internal dengan ukuran 256 KB saja. Meskipun terkesan sedikit (setengah dari jumlah Cache eksternal Athlon Slot-A) Cache pada Athlon Thunderbird berjalan dengan kecepatan penuh dan pada penggunaan sehari-harinya, menghasilkan kinerja yang lebih optimal dan cepat dibandingkan dengan pendahulunya.

Permintaan akan prosesor AMD pun membumbung tinggi karena pengguna IT menghendaki sebuah prosesor dengan kinerja tertinggi. Akhirnya, pada awal tahun 2000, produsen motherboard kelas dunia mulai menaruh perhatian pada prosesor tawaran AMD dan menciptakan jajaran motherboard yang diperuntukkan bagi prosesor seri Athlon.

Sayangnya, tidak semua hal berjalan mulus untuk AMD. Keluhan mulai melayang ke meja customer service AMD di berbagai negara. Suhu prosesor yang tinggi menjadi keluhan yang sering dilayangkan para konsumen. Bahkan pada waktu itu, prosesor Athlon menemui batas kecepatannya pada 1400 MHz, itupun dengan panas yang cukup berlebih.

AMD, sebagaimana layaknya sebuah perusahaan yang penuh dengan inovasi, menanggapi keluhan tersebut dengan mengeluarkan generasi ketiga dari prosesor Athlon yang diberi nama Athlon XP. Pada generasi ini, AMD menghadirkan dua peningkatan feature dan kinerja yang sangat signifikan. Pada model ini AMD menghadirkan dukungan instruksi SSE yang dapat ditemui pada prosesor Intel. Penambahan feature ini berarti kinerja aplikasi yang dominan menggunakan feature tersebut dapat berjalan dengan kecepatan penuh pada sistem dengan prosesor Athlon XP. Peningkatan signifikan selanjutnya terletak pada peningkatan efisiensi kinerja dibandingkan generasi sebelumnya. Athlon XP memiliki kinerja 10% lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya pada kecepatan yang sama. Hal ini disebabkan AMD mengubah arsitektur perintah internal prosesor dan menambahkan hardware data prefetch.

Feature yang akhirnya membuat AMD percaya diri untuk merambah ke dunia prosesor mobile dengan Athlon adalah pengurangan daya sebesar 20% dibandingkan dengan pendahulunya. Hal ini berujung pada hadirnya Mobile Athlon 4 yang menjadi prosesor mobile AMD pertama dengan arsitektur K7.

Meskipun tidak terlalu banyak produsen notebook yang mengintegrasikan prosesor mobile AMD tersebut, niat AMD untuk meningkatkan kinerja tawaran prosesor mobile-nya tidak surut. Hanya berselang tidak sampai satu tahun, AMD mengeluarkan penerus Mobile Athlon 4 dengan nama Mobile Athlon XP.

Secara arsitektural, Mobile Athlon XP tidak terlalu berbeda dengan versi desktop Athlon XP. Namun secara teknis, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan. Pertama, Mobile Athlon XP berjalan pada voltase yang lebih rendah. Hal ini mengijinkan penggunaan daya baterai yang lebih rendah. Kedua, Multiplier pada prosesor ini tidak terkunci sehingga kecepatan prosesor dapat diatur tidak hanya dari segi pengaturan Front Side Bus (FSB) saja. Sebenarnya, Mobile Athlon XP adalah Athlon XP yang secara selektif dipilih karena kemampuannya berjalan pada voltase rendah. Akibatnya, banyak overclocker yang mencari prosesor Mobile Athlon XP karena memiliki potensi sangat besar untuk ditingkatkan kecepatannya.

Penantian yang panjang
Pada tahun 2003, tampaknya perseteruan antara Intel dan AMD berada pada tingkat tertingginya dan mempengaruhi perkembangan prosesor mobile dari AMD. Peluncuran prosesor Intel Pentium 4 revisi C, tidak menimbulkan sifat reaktif AMD dengan meluncurkan prosesor baru. AMD lebih memilih untuk diam dan lebih mengkonsentrasikan untuk membawa prosesor generasi kedelapan secepatnya ke tangan konsumen.

Penantian yang panjang ini akhirnya direalisasikan oleh AMD dengan memperkenalkan prosesor generasi kedelapan yang disebut dengan nama Athlon 64 pada akhir tahun 2003.

Perkenalan Athlon 64 langsung membuat penikmat dan pemerhati teknologi komputer jatuh cinta pada prosesor tersebut. Salah satu feature utama yang mengontribusikan tingginya kinerja prosesor Athlon 64 adalah penyertaan on-die memory controller. Feature tersebut berarti kecepatan akses memori menjadi tinggi karena berjalan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan prosesor.

Kecil-kecil cabe rawit
Athlon bukan satu-satunya prosesor desktop yang dipilih untuk dijadikan prosesor mobile saja. Beberapa model prosesor AMD Sempron juga digunakan sebagai prosesor mobile.

Pada awalnya, Sempron merupakan produk kelas bawah dari Athlon XP yang ditujukan untuk konsumen dengan dana minimal. Namun pada akhir daur hidup prosesor AMD generasi ketujuh, Sempron merupakan skema penamaan ulang Athlon XP, khususnya pada versi Barton yang diluncurkan bulan September tahun 2004. Oleh karena itu, semua feature Athlon XP juga terdapat di dalamnya.

Untuk prosesor generasi kedelapan, AMD mengambil dua rute yang cukup berbeda dalam menawarkan prosesor mobile-nya. Pada pasar menengah ke bawah, AMD masih tetap menggunakan nama Sempron pada prosesor mobile generasi kedelapannya. Namun untuk pasar prosesor mobile menengah ke atas, AMD memutuskan untuk mengusung sebuah nama baru, yaitu Turion 64.

Hidangan utama yang istimewa
Ketika AMD merancang generasi ke-delapan dari prosesor mereka, AMD menaruh perhatian yang cukup besar pada pengembangan prosesor mobile. Tampaknya, AMD cukup serius menantang Intel di setiap segmen pasar prosesor. Pada pertengahan tahun 2005, Turion 64 diluncurkan oleh AMD untuk menghadang laju Intel yang cukup sukses dengan prosesor mobilenya, yaitu Pentium M.

Secara teknis, Turion 64 adalah Mobile Athlon 64 yang diganti namanya dengan proses produksi 90 nm. Prosesor ini bekerja dengan mendukung memory controller single channel DDR400.

Kehadiran Turion 64 membuka sebuah peluang pasar baru bagi AMD. Salah satu keunggulan yang dimiliki pada waktu peluncuran pertamanya adalah dukungan ekstensi 64-bit secara default oleh Turion 64. Hal ini memang terkesan sederhana karena pada waktu itu, aplikasi yang menggunakan ekstensi 64-bit masih sedikit. Akan tetapi, bagi mereka yang menginginkan investasi mereka dihargai dengan inovasi, penggunaan Turion 64-bit dapat diartikan bahwa mereka tidak perlu lagi melakukan upgrade notebook ketika aplikasi 64-bit sudah menjadi mainstream.

Keunggulan lainnya yang dimiliki oleh prosesor AMD mobile terbaru ini adalah sifatnya yang stand-alone atau berdiri sendiri (tidak seperti platform Centrino ciptaan Intel). Dengan skema kemandirian ini, notebook dengan prosesor Turion 64 dapat dijual dengan harga yang relatif lebih murah karena tidak diperlukannya peralatan yang telah disertifikasi dan disetujui oleh AMD.

Alhasil, produsen notebook bebas memilih kombinasi perlengkapan dan peripheral yang dapat digunakan dengan Turion 64. Sayangnya, dengan skema kemandirian tersebut, kualitas dan kinerja notebook berbasis prosesor Turion 64 cukup bervariasi dari satu merek ke merek lain.

Meskipun telah beberapa kali ditunda, akhirnya pada bulan Mei 2006, AMD mengumumkan peluncuran Turion 64 X2. Generasi penerus Turion 64 tersebut hadir dengan teknologi dua inti dan beberapa peningkatan feature. Tidak hanya sekadar menambahkan inti kedua saja, Turion 64 X2 membawa beberapa perubahan yang cukup signifikan sebagai berikut; penggunaan memori DDR2 berkecepatan 667 MHz, penggunaan interface pin yang baru dengan nama S1, teknologi virtualisasi, dan dukungan manajemen suhu terbaru.

Penggunaan memori DDR2 dengan bandwidth yang lebih besar ini memungkinkan notebook dengan prosesor Turion 64 X2 memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan Turion 64. Sementara itu, AMD menjanjikan penggunaan daya yang sama dengan Turion 64 meskipun Turion 64 X2 menggunakan dua inti. Secara teoritis, hal tersebut memang dapat dilaksanakan karena AMD menerapkan beberapa teknologi pengatur suhu yang baru, seperti; Penerapan deeper sleep mode yang mengizinkan Turion 64 X2 menggunakan listrik sesedikit mungkin ketika sedang tidak digunakan. Dengan penggunaan dua inti, Turion 64 X2 dibekali dengan skema pengaturan daya pada tiap-tiap inti. Hal ini tentunya mengizinkan pembagian daya yang lebih tepat untuk tiap-tiap inti sehingga memaksimalkan penggunaan daya.

Dari segi penamaan, AMD masih berpegang teguh dengan skema penamaan dua buah huruf yang dikombinasikan dengan angka. Ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada khalayak mengenai tingkat konsumsi daya Turion 64 X2 dan kinerja yang dimilikinya. Sebelumnya, dengan Turion 64, AMD menggunakan skema penamaan yang sama. Format yang AMD gunakan untuk penamaan prosesor Turion 64 dan Turion 64 X2 adalah AA-11. Huruf pertama dari format tersebut melambangkan jenis prosesornya, Turion 64 menggunakan huruf “M” sedangkan Turion 64 X2 menggunakan huruf “T”.

Huruf kedua yang digunakan pada skema penamaan ini adalah tingkat konsumsi daya dimana abjad terawal (A) melambangkan tingkat konsumsi daya tertinggi, sedangkan abjad terakhir (Z) melambangkan konsumsi daya yang terhemat. Sementara itu, dua angka terakhir melambangkan nilai kinerja yang dimiliki prosesor tersebut. Tampaknya kali ini, AMD tidak lagi menggunakan Performance Rating (PR) yang diperbandingkan dengan kecepatan prosesor Intel. Nilai kinerja yang digunakan pada penamaan Turion 64 dan Turion 64 X2 murni melambangkan perbandingan kinerja dari jajaran prosesor seri Turion 64. Sebagai contoh; prosesor TL-50 (Turion 64 X2) yang memiliki kecepatan 1.6 GHz memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan ML-30 (Turion 64) meskipun juga berjalan dengan kecepatan yang sama.

Laporan lapangan yang menjanjikan
Pada kesempatan kali ini, CHIP ingin menampilkan bagaimana Turion 64 X2 dapat bertahan melawan jajahan Intel Core Duo yang tampaknya tidak terbendung di dunia notebook. Sayangnya, CHIP tidak memiliki atau belum menguji secara langsung notebook dengan Turion 64 X2 karena memang belum tersedia secara umum. Meski demikian, CHIP akan menggunakan data dari www.laptoplogic.com yang mendapatkan kehormatan untuk menguji dan memperbandingkan notebook MSI Megabook S271 yang menggunakan Turion 64 X2 dengan kecepatan yang paling rendah yaitu 1.66 GHz dan L2 Cache sebesar 256 KB (X2).

Tanpa banyak cerita, Laptoplogic langsung memperbandingkan kinerja Megabook S271 dengan Lenovo Thinkpad X60s dan Thinkpad X41 yang masing-masing menggunakan Intel Core Duo L2400 (1.66 GHz) dan Intel Pentium M 725 LV (1.6 GHz). Dari pengujian yang dilakukan, terlihat jelas bahwa kinerja Megabook S271 sedikit membuntuti Thinkpad T60s pada semua pengujian produktifitas (productivity) seperti Sysmark 2004SE. Dari segi daya tahan baterai Megabook S271 harus tunduk kepada kedua tawaran notebook dari Lenovo. Namun, nilai ini tidak bisa dijadikan tolok ukur yang baik untuk mengetahui konsumsi daya prosesor Turion 64 X2 karena Megabook S271 menggunakan baterai berkapasitas terkecil, yaitu 4400 mAh. Sementara itu, Thinkpad T60s dan Thinkpad X41 berturut-turut menggunakan baterai berkapasitas 5200 mAh dan 7800 mAh.

Kinerja Megabook S271 memang kalah dibandingkan dengan Thinkpad T60s. Namun, rendahnya kinerja tersebut memang sudah dapat diperkirakan karena penggunaan L2 Cache yang kecil. Untuk kelas Turion 64 X2 menengah ke atas, ada kemungkinan kinerja dapat meningkat berkat penggunaan L2 Cache yang lebih besar. Meskipun begitu, nilai yang diperoleh Megabook S271 pun dapat dibilang bagus karena tidak tertinggal terlalu jauh dibandingkan dengan Thinkpad T60s. Adapun Megabook S271 memimpin dengan mutlak pada pengujian bermain game berkat penggunaan graphics card terintegrasi dari ATi.

Memang tidak dapat dipungkiri, kinerja graphics card terintegrasi dari Intel belum cukup untuk menyaingi tawaran ATi maupun Nvidia saat ini.

Salah satu hal yang cukup menarik dari pengujian yang dilakukan oleh Laptoplogic adalah potensi overclocking yang dimiliki oleh Turion 64 X2. Dengan menggunakan aplikasi Clockgen, Turion 64 X2 pada Megabook S271 dapat ditingkatkan dari kecepatan awal 1.66 GHz menjadi 1.975 GHz tanpa masalah. Kinerja yang dihasilkan pun melompat rata-rata 20% pada aplikasi PCmark 2005. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Turion 64 X2 memiliki potensi yang cukup tinggi.

Meskipun tidak menawarkan kinerja yang mutlak tinggi, prosesor Turion 64 X2 dibanderol oleh pihak AMD dalam jumlah 1000 dengan harga US$184 hingga maksimal US$354. Sementara itu, prosesore Core Duo dibanderol oleh pihak Intel dengan harga awal US$241 hingga US$637. Dari rentang harga kedua jenis prosesor tersebut, sudah terlihat bahwa kekurangan kinerja dari Turion 64 X2 di sesuaikan oleh pihak AMD dengan harga yang kompetitif.

SEJARAH
» Kronologis Prosesor Mobile AMD

2001
Mobile Athlon 4 dengan kode sandi Corvette ini adalah pendahulu Athlon XP yang pertama kali diluncurkan sebagai prosesor mobile. Penamaan Athlon 4 melambangkan generasi keempat dari prosesor Athlon. Akan tetapi, banyak pengamat teknologi menyatakan bahwa penambahan angka empat tersebut untuk menyamakan istilah Athlon dengan Pentium 4.

2003
Mobile Athlon XP diperkenalkan. Secara teknis, prosesor ini adalah prosesor yang sama dengan versi desktop Athlon XP. Perbedaan utamanya hanyalah prosesor ini dapat berjalan dengan voltase yang rendah dan multipliernya secara default tidak dikunci. Hal tersebut dilihat sebagai sebuah potensi bagi para overclocker yang memburu prosesor Mobile Athlon XP untuk dijadikan subjek overclocking.

2004-2005
Pada akhir tahun 2004, AMD meluncurkan Mobile Athlon 64 ke pasaran. Namun selang beberapa bulan saja, AMD memutuskan untuk mengganti nama Mobile Athlon 64 menjadi Turion 64 dan mengeluarkan prosesor Mobile Sempron pada awal tahun 2005.

2006

Pada akhir bulan Mei tahun ini, setelah ditunda beberapa kali, AMD akhirnya meluncurkan prosesor Turion 64 X2 yang merupakan generasi kedua dari Turion 64. Keunggulan yang dibawa oleh prosesor ini tidak terletak pada kinerja, melainkan dari harga yang dibawanya.
TECH TALK
» AMD64: Sebuah Lompatan yang Mendebarkan

Tidak semua kemajuan teknologi terletak pada fisik semata. Untuk teknologi prosesor komputer, keunggulan sebuah prosesor tidak terbatas pada kecepatan prosesor, jumlah inti yang dimiliki, dan beberapa feature teknis lainnya.

Ketika Intel pertama kali mengumumkan MMX, feature tersebut dielu-elukan sebagai sebuah pencapaian teknologi multimedia dalam dunia komputer yang cukup penting. Hal yang sama terjadi dengan feature SSE yang dipelopori juga oleh Intel. Aplikasi yang mendukung feature tersebut dapat berjalan dengan lebih cepat dibandingkan pada prosesor yang tidak mendukung feature tersebut.

Ketika merancang prosesor generasi ke-delapan mereka, AMD tidak tanggung-tanggung dalam menyertakan feature-feature mutakhir pada prosesor mereka. Tidak hanya sekadar ekstensi instruksi saja, kali ini AMD memberkati prosesor generasi kedelapan mereka dengan ekstensi arsitektur 64-bit.

Implementasi arsitektur 64-bit pada generasi kedelapan prosesor AMD bukanlah sebuah keputusan yang diambil dalam waktu semalam saja. AMD sudah semenjak tahun 1999 mengumumkan penggunaan arsitektur 64-bit pada semua jajaran prosesor mereka.

Beberapa analis teknologi meramalkan bahwa era prosesor 32-bit akan berakhir dengan revolusi yang penuh darah dan perjuangan. Pernyataan tersebut terucap karena analis memperkirakan akan terjadi migrasi besar-besaran dan peninggalan banyak aplikasi 32-bit untuk berpindah pada aplikasi 64-bit. Masalahnya, sudah banyak uang dan kepentingan yang berputar di sekitar aplikasi 32-bit. Meskipun tercetus ide prosesor dual inti hybrid yang menggunakan satu prosesor 32-bit dan satu prosesor 64-bit, banyak konsumen yang tidak menyetujuinya karena khawatir akan harganya yang mahal.

AMD, bak pahlawan yang datang tepat waktu, menghadirkan sebuah solusi teritengrasi yang sangat baik. Dengan skema AMD64, AMD menghadirkan solusi prosesor 64-bit yang memiliki compatibility mode agar dapat menjalankan aplikasi 32-bit maupun 16-bit.

Bila kita mengikuti sejarah AMD secara keseluruhan, perusahaan tersebut dahulunya merupakan sebuah perusahaan me-too yang menggunakan paten prosesor Intel untuk bertahan hidup. Namun untuk ekstensi 64-bit ini, AMD bertekad menjadi yang terunggul. Dan pada tahun 2006, justru Intel yang mengintegrasikan ekstensi 64-bit AMD ke dalam produk mereka dengan istilah EM64T.

KESIMPULAN
» Masih Layak Ditunggu

Perhelatan AMD dalam dunia prosesor mobile memang masih panjang. Meskipun menghasilkan produk yang kompeten dibandingkan dengan tawaran Intel, satu hal masih menghantui notebook berbasis prosesor mobile dari AMD. Kutukan citra suhu yang panas tampaknya masih lekat pada apa pun yang menggunakan logo AMD. Namun sekarang, hal tersebut bisa dikatakan sebagai legenda saja karena pada kenyataannya notebook berbasis AMD sama panasnya dengan notebook berbasis Intel sekarang ini. Terlebih apabila Anda mengukur suhu notebook dengan prosesor Turion 64.

Keuntungan yang masih tetap dipegang teguh oleh AMD adalah kemandirian platform mobile yang dimilikinya. Dengan skema kemandirian ini notebook berbasis AMD dapat ditekan harganya. Salah satu contoh yang cukup ekstrim adalah Anda dapat mendapatkan sebuah notebook dengan prosesor AMD Turion 64 dan graphics card ATi Radeon X1600 dengan harga US$ 1300 saja di www. cyberpowerpc.com.

Cukup disayangkan vendor-vendor besar belum terlalu banyak menawarkan notebook dengan prosesor mobile tawaran AMD, terutama AMD Turion 64. Padahal kinerja dan harga yang diusung oleh notebook tersebut cukup menarik apalagi di kelas entry level.

Ada kemungkinan CHIP akan menyelenggarakan sebuah perbandingan notebook besar-besaran yang mencakup notebook berbasis Intel dan AMD. Namun hingga kini protokol pengujiannya masih dalam tahap penggodokan dan CHIP masih menunggu ketersediaan notebook yang menggunakan Turion 64 X2. Apabila sudah tersedia, CHIP dapat melakukan pengujian komprehensif yang memperbandingkan notebook tawaran AMD dan Intel baik yang hanya menggunakan satu inti maupun dua inti.

Source : CHIP 08 2006
Author : Michael.Adhi@CHIP.co.idThis email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it

Tes & Teknologi - AMD Turion Print E-mail

Berawal di tahun 1999 dengan hadirnya prosesor Athlon, AMD berhasil merebut perhatian peminat dan pengguna IT dunia karena berhasil mengalahkan kinerja prosesor tawaran Intel. Padahal dulu prosesor Intel merupakan prosesor kelas konsumen dengan kinerja tertinggi.

Prosesor Athlon merupakan sebuah prosesor yang dibuat ulang tanpa menggunakan teknologi dari generasi pendahulunya, yaitu K6. Secara teknis, AMD meningkatkan Floating Point Unit (FPU) pada prosesor ini secara signifikan dan menyertakan L1 Cache sebesar 128 KB (64 + 64 KB). Tidak berhenti pada penyertaan L1 Cache saja, pada awalnya prosesor Athlon memiliki subset Cache eksternal sebesar 512 KB yang diletakkan di sisi prosesor utama pada model Slot-A. Namun sayangnya, Cache tersebut tidak berjalan pada kecepatan penuh. Harga memori RAM yang tinggi menyebabkan Cache eksternal prosesor tersebut hanya dapat berjalan maksimum hingga 1/3 kecepatan inti prosesor.

AMD tampaknya tidak puas dengan kinerja yang ditawarkan oleh prosesor seri Athlon. AMD pun menciptakan revisi-revisi untuk prosesor tersebut dan meningkatkan kinerjanya secara signifikan pada setiap revisinya. Hanya berselang satu tahun dari peluncuran prosesor Athlon Slot-A, AMD menghadirkan generasi kedua dari prosesor Athlon bernama Thunderbird yang kini menggunakan format bentuk Pin Grid Array (PGA).

Salah satu perubahan yang menonjol dari generasi kedua prosesor Athlon ini adalah bentuknya yang lebih kompak dan kecil dibandingkan dengan Athlon Slot-A. Sebelumnya, Athlon Slot-A memiliki bentuk cukup besar, seperti sebuah kaset dengan kecenderungan lebih lebar dan tebal. Dengan perubahan format bentuk ini, AMD memotong hampir 80% dari ukuran prosesor Athlon sebelumnya.

Dari segi teknis, AMD juga mengambil langkah yang dapat dibilang cukup drastis. Sebelumnya, Athlon Slot-A dengan ukuran yang besar mendukung penempatan Cache eksternal sebesar 512 KB. Namun, dengan pemotongan ukuran yang cukup signifikan tersebut, Athlon Thunderbird menggunakan Cache internal dengan ukuran 256 KB saja. Meskipun terkesan sedikit (setengah dari jumlah Cache eksternal Athlon Slot-A) Cache pada Athlon Thunderbird berjalan dengan kecepatan penuh dan pada penggunaan sehari-harinya, menghasilkan kinerja yang lebih optimal dan cepat dibandingkan dengan pendahulunya.

Permintaan akan prosesor AMD pun membumbung tinggi karena pengguna IT menghendaki sebuah prosesor dengan kinerja tertinggi. Akhirnya, pada awal tahun 2000, produsen motherboard kelas dunia mulai menaruh perhatian pada prosesor tawaran AMD dan menciptakan jajaran motherboard yang diperuntukkan bagi prosesor seri Athlon.

Sayangnya, tidak semua hal berjalan mulus untuk AMD. Keluhan mulai melayang ke meja customer service AMD di berbagai negara. Suhu prosesor yang tinggi menjadi keluhan yang sering dilayangkan para konsumen. Bahkan pada waktu itu, prosesor Athlon menemui batas kecepatannya pada 1400 MHz, itupun dengan panas yang cukup berlebih.

AMD, sebagaimana layaknya sebuah perusahaan yang penuh dengan inovasi, menanggapi keluhan tersebut dengan mengeluarkan generasi ketiga dari prosesor Athlon yang diberi nama Athlon XP. Pada generasi ini, AMD menghadirkan dua peningkatan feature dan kinerja yang sangat signifikan. Pada model ini AMD menghadirkan dukungan instruksi SSE yang dapat ditemui pada prosesor Intel. Penambahan feature ini berarti kinerja aplikasi yang dominan menggunakan feature tersebut dapat berjalan dengan kecepatan penuh pada sistem dengan prosesor Athlon XP. Peningkatan signifikan selanjutnya terletak pada peningkatan efisiensi kinerja dibandingkan generasi sebelumnya. Athlon XP memiliki kinerja 10% lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya pada kecepatan yang sama. Hal ini disebabkan AMD mengubah arsitektur perintah internal prosesor dan menambahkan hardware data prefetch.

Feature yang akhirnya membuat AMD percaya diri untuk merambah ke dunia prosesor mobile dengan Athlon adalah pengurangan daya sebesar 20% dibandingkan dengan pendahulunya. Hal ini berujung pada hadirnya Mobile Athlon 4 yang menjadi prosesor mobile AMD pertama dengan arsitektur K7.

Meskipun tidak terlalu banyak produsen notebook yang mengintegrasikan prosesor mobile AMD tersebut, niat AMD untuk meningkatkan kinerja tawaran prosesor mobile-nya tidak surut. Hanya berselang tidak sampai satu tahun, AMD mengeluarkan penerus Mobile Athlon 4 dengan nama Mobile Athlon XP.

Secara arsitektural, Mobile Athlon XP tidak terlalu berbeda dengan versi desktop Athlon XP. Namun secara teknis, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan. Pertama, Mobile Athlon XP berjalan pada voltase yang lebih rendah. Hal ini mengijinkan penggunaan daya baterai yang lebih rendah. Kedua, Multiplier pada prosesor ini tidak terkunci sehingga kecepatan prosesor dapat diatur tidak hanya dari segi pengaturan Front Side Bus (FSB) saja. Sebenarnya, Mobile Athlon XP adalah Athlon XP yang secara selektif dipilih karena kemampuannya berjalan pada voltase rendah. Akibatnya, banyak overclocker yang mencari prosesor Mobile Athlon XP karena memiliki potensi sangat besar untuk ditingkatkan kecepatannya.

Penantian yang panjang
Pada tahun 2003, tampaknya perseteruan antara Intel dan AMD berada pada tingkat tertingginya dan mempengaruhi perkembangan prosesor mobile dari AMD. Peluncuran prosesor Intel Pentium 4 revisi C, tidak menimbulkan sifat reaktif AMD dengan meluncurkan prosesor baru. AMD lebih memilih untuk diam dan lebih mengkonsentrasikan untuk membawa prosesor generasi kedelapan secepatnya ke tangan konsumen.

Penantian yang panjang ini akhirnya direalisasikan oleh AMD dengan memperkenalkan prosesor generasi kedelapan yang disebut dengan nama Athlon 64 pada akhir tahun 2003.

Perkenalan Athlon 64 langsung membuat penikmat dan pemerhati teknologi komputer jatuh cinta pada prosesor tersebut. Salah satu feature utama yang mengontribusikan tingginya kinerja prosesor Athlon 64 adalah penyertaan on-die memory controller. Feature tersebut berarti kecepatan akses memori menjadi tinggi karena berjalan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan prosesor.

Kecil-kecil cabe rawit
Athlon bukan satu-satunya prosesor desktop yang dipilih untuk dijadikan prosesor mobile saja. Beberapa model prosesor AMD Sempron juga digunakan sebagai prosesor mobile.

Pada awalnya, Sempron merupakan produk kelas bawah dari Athlon XP yang ditujukan untuk konsumen dengan dana minimal. Namun pada akhir daur hidup prosesor AMD generasi ketujuh, Sempron merupakan skema penamaan ulang Athlon XP, khususnya pada versi Barton yang diluncurkan bulan September tahun 2004. Oleh karena itu, semua feature Athlon XP juga terdapat di dalamnya.

Untuk prosesor generasi kedelapan, AMD mengambil dua rute yang cukup berbeda dalam menawarkan prosesor mobile-nya. Pada pasar menengah ke bawah, AMD masih tetap menggunakan nama Sempron pada prosesor mobile generasi kedelapannya. Namun untuk pasar prosesor mobile menengah ke atas, AMD memutuskan untuk mengusung sebuah nama baru, yaitu Turion 64.

Hidangan utama yang istimewa
Ketika AMD merancang generasi ke-delapan dari prosesor mereka, AMD menaruh perhatian yang cukup besar pada pengembangan prosesor mobile. Tampaknya, AMD cukup serius menantang Intel di setiap segmen pasar prosesor. Pada pertengahan tahun 2005, Turion 64 diluncurkan oleh AMD untuk menghadang laju Intel yang cukup sukses dengan prosesor mobilenya, yaitu Pentium M.

Secara teknis, Turion 64 adalah Mobile Athlon 64 yang diganti namanya dengan proses produksi 90 nm. Prosesor ini bekerja dengan mendukung memory controller single channel DDR400.

Kehadiran Turion 64 membuka sebuah peluang pasar baru bagi AMD. Salah satu keunggulan yang dimiliki pada waktu peluncuran pertamanya adalah dukungan ekstensi 64-bit secara default oleh Turion 64. Hal ini memang terkesan sederhana karena pada waktu itu, aplikasi yang menggunakan ekstensi 64-bit masih sedikit. Akan tetapi, bagi mereka yang menginginkan investasi mereka dihargai dengan inovasi, penggunaan Turion 64-bit dapat diartikan bahwa mereka tidak perlu lagi melakukan upgrade notebook ketika aplikasi 64-bit sudah menjadi mainstream.

Keunggulan lainnya yang dimiliki oleh prosesor AMD mobile terbaru ini adalah sifatnya yang stand-alone atau berdiri sendiri (tidak seperti platform Centrino ciptaan Intel). Dengan skema kemandirian ini, notebook dengan prosesor Turion 64 dapat dijual dengan harga yang relatif lebih murah karena tidak diperlukannya peralatan yang telah disertifikasi dan disetujui oleh AMD.

Alhasil, produsen notebook bebas memilih kombinasi perlengkapan dan peripheral yang dapat digunakan dengan Turion 64. Sayangnya, dengan skema kemandirian tersebut, kualitas dan kinerja notebook berbasis prosesor Turion 64 cukup bervariasi dari satu merek ke merek lain.

Meskipun telah beberapa kali ditunda, akhirnya pada bulan Mei 2006, AMD mengumumkan peluncuran Turion 64 X2. Generasi penerus Turion 64 tersebut hadir dengan teknologi dua inti dan beberapa peningkatan feature. Tidak hanya sekadar menambahkan inti kedua saja, Turion 64 X2 membawa beberapa perubahan yang cukup signifikan sebagai berikut; penggunaan memori DDR2 berkecepatan 667 MHz, penggunaan interface pin yang baru dengan nama S1, teknologi virtualisasi, dan dukungan manajemen suhu terbaru.

Penggunaan memori DDR2 dengan bandwidth yang lebih besar ini memungkinkan notebook dengan prosesor Turion 64 X2 memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan Turion 64. Sementara itu, AMD menjanjikan penggunaan daya yang sama dengan Turion 64 meskipun Turion 64 X2 menggunakan dua inti. Secara teoritis, hal tersebut memang dapat dilaksanakan karena AMD menerapkan beberapa teknologi pengatur suhu yang baru, seperti; Penerapan deeper sleep mode yang mengizinkan Turion 64 X2 menggunakan listrik sesedikit mungkin ketika sedang tidak digunakan. Dengan penggunaan dua inti, Turion 64 X2 dibekali dengan skema pengaturan daya pada tiap-tiap inti. Hal ini tentunya mengizinkan pembagian daya yang lebih tepat untuk tiap-tiap inti sehingga memaksimalkan penggunaan daya.

Dari segi penamaan, AMD masih berpegang teguh dengan skema penamaan dua buah huruf yang dikombinasikan dengan angka. Ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada khalayak mengenai tingkat konsumsi daya Turion 64 X2 dan kinerja yang dimilikinya. Sebelumnya, dengan Turion 64, AMD menggunakan skema penamaan yang sama. Format yang AMD gunakan untuk penamaan prosesor Turion 64 dan Turion 64 X2 adalah AA-11. Huruf pertama dari format tersebut melambangkan jenis prosesornya, Turion 64 menggunakan huruf “M” sedangkan Turion 64 X2 menggunakan huruf “T”.

Huruf kedua yang digunakan pada skema penamaan ini adalah tingkat konsumsi daya dimana abjad terawal (A) melambangkan tingkat konsumsi daya tertinggi, sedangkan abjad terakhir (Z) melambangkan konsumsi daya yang terhemat. Sementara itu, dua angka terakhir melambangkan nilai kinerja yang dimiliki prosesor tersebut. Tampaknya kali ini, AMD tidak lagi menggunakan Performance Rating (PR) yang diperbandingkan dengan kecepatan prosesor Intel. Nilai kinerja yang digunakan pada penamaan Turion 64 dan Turion 64 X2 murni melambangkan perbandingan kinerja dari jajaran prosesor seri Turion 64. Sebagai contoh; prosesor TL-50 (Turion 64 X2) yang memiliki kecepatan 1.6 GHz memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan ML-30 (Turion 64) meskipun juga berjalan dengan kecepatan yang sama.

Laporan lapangan yang menjanjikan
Pada kesempatan kali ini, CHIP ingin menampilkan bagaimana Turion 64 X2 dapat bertahan melawan jajahan Intel Core Duo yang tampaknya tidak terbendung di dunia notebook. Sayangnya, CHIP tidak memiliki atau belum menguji secara langsung notebook dengan Turion 64 X2 karena memang belum tersedia secara umum. Meski demikian, CHIP akan menggunakan data dari www.laptoplogic.com yang mendapatkan kehormatan untuk menguji dan memperbandingkan notebook MSI Megabook S271 yang menggunakan Turion 64 X2 dengan kecepatan yang paling rendah yaitu 1.66 GHz dan L2 Cache sebesar 256 KB (X2).

Tanpa banyak cerita, Laptoplogic langsung memperbandingkan kinerja Megabook S271 dengan Lenovo Thinkpad X60s dan Thinkpad X41 yang masing-masing menggunakan Intel Core Duo L2400 (1.66 GHz) dan Intel Pentium M 725 LV (1.6 GHz). Dari pengujian yang dilakukan, terlihat jelas bahwa kinerja Megabook S271 sedikit membuntuti Thinkpad T60s pada semua pengujian produktifitas (productivity) seperti Sysmark 2004SE. Dari segi daya tahan baterai Megabook S271 harus tunduk kepada kedua tawaran notebook dari Lenovo. Namun, nilai ini tidak bisa dijadikan tolok ukur yang baik untuk mengetahui konsumsi daya prosesor Turion 64 X2 karena Megabook S271 menggunakan baterai berkapasitas terkecil, yaitu 4400 mAh. Sementara itu, Thinkpad T60s dan Thinkpad X41 berturut-turut menggunakan baterai berkapasitas 5200 mAh dan 7800 mAh.

Kinerja Megabook S271 memang kalah dibandingkan dengan Thinkpad T60s. Namun, rendahnya kinerja tersebut memang sudah dapat diperkirakan karena penggunaan L2 Cache yang kecil. Untuk kelas Turion 64 X2 menengah ke atas, ada kemungkinan kinerja dapat meningkat berkat penggunaan L2 Cache yang lebih besar. Meskipun begitu, nilai yang diperoleh Megabook S271 pun dapat dibilang bagus karena tidak tertinggal terlalu jauh dibandingkan dengan Thinkpad T60s. Adapun Megabook S271 memimpin dengan mutlak pada pengujian bermain game berkat penggunaan graphics card terintegrasi dari ATi.

Memang tidak dapat dipungkiri, kinerja graphics card terintegrasi dari Intel belum cukup untuk menyaingi tawaran ATi maupun Nvidia saat ini.

Salah satu hal yang cukup menarik dari pengujian yang dilakukan oleh Laptoplogic adalah potensi overclocking yang dimiliki oleh Turion 64 X2. Dengan menggunakan aplikasi Clockgen, Turion 64 X2 pada Megabook S271 dapat ditingkatkan dari kecepatan awal 1.66 GHz menjadi 1.975 GHz tanpa masalah. Kinerja yang dihasilkan pun melompat rata-rata 20% pada aplikasi PCmark 2005. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Turion 64 X2 memiliki potensi yang cukup tinggi.

Meskipun tidak menawarkan kinerja yang mutlak tinggi, prosesor Turion 64 X2 dibanderol oleh pihak AMD dalam jumlah 1000 dengan harga US$184 hingga maksimal US$354. Sementara itu, prosesore Core Duo dibanderol oleh pihak Intel dengan harga awal US$241 hingga US$637. Dari rentang harga kedua jenis prosesor tersebut, sudah terlihat bahwa kekurangan kinerja dari Turion 64 X2 di sesuaikan oleh pihak AMD dengan harga yang kompetitif.

SEJARAH
» Kronologis Prosesor Mobile AMD

2001
Mobile Athlon 4 dengan kode sandi Corvette ini adalah pendahulu Athlon XP yang pertama kali diluncurkan sebagai prosesor mobile. Penamaan Athlon 4 melambangkan generasi keempat dari prosesor Athlon. Akan tetapi, banyak pengamat teknologi menyatakan bahwa penambahan angka empat tersebut untuk menyamakan istilah Athlon dengan Pentium 4.

2003
Mobile Athlon XP diperkenalkan. Secara teknis, prosesor ini adalah prosesor yang sama dengan versi desktop Athlon XP. Perbedaan utamanya hanyalah prosesor ini dapat berjalan dengan voltase yang rendah dan multipliernya secara default tidak dikunci. Hal tersebut dilihat sebagai sebuah potensi bagi para overclocker yang memburu prosesor Mobile Athlon XP untuk dijadikan subjek overclocking.

2004-2005
Pada akhir tahun 2004, AMD meluncurkan Mobile Athlon 64 ke pasaran. Namun selang beberapa bulan saja, AMD memutuskan untuk mengganti nama Mobile Athlon 64 menjadi Turion 64 dan mengeluarkan prosesor Mobile Sempron pada awal tahun 2005.

2006

Pada akhir bulan Mei tahun ini, setelah ditunda beberapa kali, AMD akhirnya meluncurkan prosesor Turion 64 X2 yang merupakan generasi kedua dari Turion 64. Keunggulan yang dibawa oleh prosesor ini tidak terletak pada kinerja, melainkan dari harga yang dibawanya.
TECH TALK
» AMD64: Sebuah Lompatan yang Mendebarkan

Tidak semua kemajuan teknologi terletak pada fisik semata. Untuk teknologi prosesor komputer, keunggulan sebuah prosesor tidak terbatas pada kecepatan prosesor, jumlah inti yang dimiliki, dan beberapa feature teknis lainnya.

Ketika Intel pertama kali mengumumkan MMX, feature tersebut dielu-elukan sebagai sebuah pencapaian teknologi multimedia dalam dunia komputer yang cukup penting. Hal yang sama terjadi dengan feature SSE yang dipelopori juga oleh Intel. Aplikasi yang mendukung feature tersebut dapat berjalan dengan lebih cepat dibandingkan pada prosesor yang tidak mendukung feature tersebut.

Ketika merancang prosesor generasi ke-delapan mereka, AMD tidak tanggung-tanggung dalam menyertakan feature-feature mutakhir pada prosesor mereka. Tidak hanya sekadar ekstensi instruksi saja, kali ini AMD memberkati prosesor generasi kedelapan mereka dengan ekstensi arsitektur 64-bit.

Implementasi arsitektur 64-bit pada generasi kedelapan prosesor AMD bukanlah sebuah keputusan yang diambil dalam waktu semalam saja. AMD sudah semenjak tahun 1999 mengumumkan penggunaan arsitektur 64-bit pada semua jajaran prosesor mereka.

Beberapa analis teknologi meramalkan bahwa era prosesor 32-bit akan berakhir dengan revolusi yang penuh darah dan perjuangan. Pernyataan tersebut terucap karena analis memperkirakan akan terjadi migrasi besar-besaran dan peninggalan banyak aplikasi 32-bit untuk berpindah pada aplikasi 64-bit. Masalahnya, sudah banyak uang dan kepentingan yang berputar di sekitar aplikasi 32-bit. Meskipun tercetus ide prosesor dual inti hybrid yang menggunakan satu prosesor 32-bit dan satu prosesor 64-bit, banyak konsumen yang tidak menyetujuinya karena khawatir akan harganya yang mahal.

AMD, bak pahlawan yang datang tepat waktu, menghadirkan sebuah solusi teritengrasi yang sangat baik. Dengan skema AMD64, AMD menghadirkan solusi prosesor 64-bit yang memiliki compatibility mode agar dapat menjalankan aplikasi 32-bit maupun 16-bit.

Bila kita mengikuti sejarah AMD secara keseluruhan, perusahaan tersebut dahulunya merupakan sebuah perusahaan me-too yang menggunakan paten prosesor Intel untuk bertahan hidup. Namun untuk ekstensi 64-bit ini, AMD bertekad menjadi yang terunggul. Dan pada tahun 2006, justru Intel yang mengintegrasikan ekstensi 64-bit AMD ke dalam produk mereka dengan istilah EM64T.

KESIMPULAN
» Masih Layak Ditunggu

Perhelatan AMD dalam dunia prosesor mobile memang masih panjang. Meskipun menghasilkan produk yang kompeten dibandingkan dengan tawaran Intel, satu hal masih menghantui notebook berbasis prosesor mobile dari AMD. Kutukan citra suhu yang panas tampaknya masih lekat pada apa pun yang menggunakan logo AMD. Namun sekarang, hal tersebut bisa dikatakan sebagai legenda saja karena pada kenyataannya notebook berbasis AMD sama panasnya dengan notebook berbasis Intel sekarang ini. Terlebih apabila Anda mengukur suhu notebook dengan prosesor Turion 64.

Keuntungan yang masih tetap dipegang teguh oleh AMD adalah kemandirian platform mobile yang dimilikinya. Dengan skema kemandirian ini notebook berbasis AMD dapat ditekan harganya. Salah satu contoh yang cukup ekstrim adalah Anda dapat mendapatkan sebuah notebook dengan prosesor AMD Turion 64 dan graphics card ATi Radeon X1600 dengan harga US$ 1300 saja di www. cyberpowerpc.com.

Cukup disayangkan vendor-vendor besar belum terlalu banyak menawarkan notebook dengan prosesor mobile tawaran AMD, terutama AMD Turion 64. Padahal kinerja dan harga yang diusung oleh notebook tersebut cukup menarik apalagi di kelas entry level.

Ada kemungkinan CHIP akan menyelenggarakan sebuah perbandingan notebook besar-besaran yang mencakup notebook berbasis Intel dan AMD. Namun hingga kini protokol pengujiannya masih dalam tahap penggodokan dan CHIP masih menunggu ketersediaan notebook yang menggunakan Turion 64 X2. Apabila sudah tersedia, CHIP dapat melakukan pengujian komprehensif yang memperbandingkan notebook tawaran AMD dan Intel baik yang hanya menggunakan satu inti maupun dua inti.

Source : CHIP 08 2006
Author : Michael.Adhi@CHIP.co.idThis email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it

Hard Disk USB Merusak Chipset

Hard Disk USB Merusak Chipset Print E-mail

MASALAH: Seorang pembaca merasa bingung karena hard disk USB eksternal miliknya membuat masalah. Saat harddisk Ximeta Netdisk Mini (dengan sumber listrik eksternal) miliknya dihubungkan ke Acer Travelmate, Notebook tersebut langsung mati. Layar kosong, tidak ada tampilan apa-apa. Namun, hard disk ini bekerja tanpa masalah pada PC desktop miliknya.

DIAGNOSIS: dengan menguji semua komponen notebook. Namun, hasilnya negatif. Semua komponen dapat digunakan pada notebook yang lain. Saat diperiksa lebih teliti, chipset Southbridge tampak rusak. Kemungkinan karena terbakar. Solusinya hanya penggantian motherboard.

Selanjutnya, memeriksa hard disk dengan pengujian osiloskop untuk mengetahui konsumsi arusnya. Hard disk ini mengkonsumsi sekitar 520 mA yang memang sedikit melebihi spesifikasi USB. Namun, ini belum dapat dijadikan alasan jika chipset langsung terbakar. Saat mengukur konsumsi arus dengan berulangkali menyalakan dan mematikan hard disk, baru masalahnya terjawab.

SOLUSI: Saat dinyalakan, beberapa kali tegangan melonjak sesaat. Konsumsi arus mencapai 2 A (±½ ms) atau 4 kali lebih besar dari spesifikasi USB. Hal ini memang tidak menimbulkan dampak pada peranti USB-nya. Namun, pada Acer Travelmate, lonjakan arus ini langsung merusak chipset.

XP - Mengosongkan Recycle Bin dari menu konteks

XP - Mengosongkan Recycle Bin dari menu konteks

Wednesday, 20 September 2006
Anda pasti telah mengetahui fungsi pokok dari Recycle Bin, yaitu sebagai tempat penampungan file-file yang telah dihapus. Namun, bukan langkah yang bijaksana bila tempat penampungan ini Anda biarkan begitu saja, tanpa Anda sentuh sama sekali. Recycle Bin juga memiliki batasan kapasitas dalam menampung file. Selain itu, banyaknya file yang tertampung di Recycle Bin dapat mempengaruhi kinerja PC yang Anda gunakan. Oleh karena itu, bagi pengguna Windows yang ingin agar kinerja Windows-nya tetap terpelihara, tentu mereka akan melakukan pengosongan Recycle Bin secara rutin.

Biasanya untuk mengosongkan tempat tersebut, Anda dapat melakukannya melalui klik kanan pada shortcut Recycle Bin yang berada di desktop, dengan memilih "Empty Recycle Bin". Dengan cara tersebut, berarti Anda harus selalu menemukan shortcut tersebut, baik di desktop maupun di Windows Explorer. Namun, memang begitulah cara yang diajarkan Microsoft untuk mengosongkan Recycle Bin, jika Windows Anda masih dalam keadaan standar. Padahal, dengan sedikit mengubah susunan registry, Anda tidak perlu lagi bergantung kepada shortcut Recycle Bin. Anda dapat melakukannya dari file dan folder apa saja dan dari mana saja sehingga fungsi "Empty Recycle Bin" dapat digunakan lebih fleksibel.


[HKEY_CLASSES_ROOT\*\shellex\ContextMenuHandlers\{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}]
@="Empty Recycle Bin"

[HKEY_CLASSES_ROOT\*\shellex\ContextMenuHandlers\Empty Recycle Bin]
@="{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}"

[HKEY_CLASSES_ROOT\Directory\Background\shellex\ContextMenuHandlers\Empty Recycle Bin]
@="{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}"

[HKEY_CLASSES_ROOT\Directory\shellex\ContextMenuHandlers\Empty Recycle Bin]
@="{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}"

[HKEY_CLASSES_ROOT\Folder\shellex\ContextMenuHandlers\Empty Recycle Bin]
@="{645FF040-5081-101B-9F08-00AA002F954E}"


Untuk melakukan pengubahan tersebut, Anda tidak diharuskan membuka program Registry Editor (Regedit). Cukup dengan Notepad Anda sudah dapat melakukannya. Oleh karena itu, buka program tersebut dari dalam menu "Start | All Programs | Acccessories | Notepad". Kemudian, salin list registry seperti yang tertera di dalam boks dengan benar. Apabila sudah, simpan dengan nama "Empty.Reg". Kini, jalankan file tersebut dengan mengkliknya dua kali. Jawab semua pertanyaan yang muncul dengan "Yes" atau "OK” lalu restart PC.


Untuk mencobanya, klik kanan pada file atau folder di dalam Windows Explorer, desktop, atau bagian mana saja yang dapat memperlihatkan file atau folder. Lihat option yang muncul pada menu konteksnya. Apabila di dalamnya sudah terdapat option "Empty Recycle Bin", Anda sudah dapat langsung menggunakannya untuk mengosongkan Recycle Bin.